Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolisme yang terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi atau tidak dapat memanfaatkan insulin yang diproduksi oleh tubuh secara efektif1.Pada tahun 2019, sebanyak 463 juta masyarakat Dunia (20 – 79 tahun) menderita diabetes dan 50% diantaranya tidak mengetahui bahwa dirinya terkena diabetes2. Penelitian yang dilakukan Mihardja et al. pada tahun 2014 di Indonesia ditemukan bahwa 4.6% masyarakat daerah perkotaan usia 18-55 tahun memiliki riwayat diabetes3. Nilai ini dapat terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi masyarakat Indonesia. Seorang penderita diabetes lebih rentan untuk terkena penyakit kronis lainnya seperti CVD (Cardiovascular disease) dan gagal ginjal4. Dengan banyaknya kasus yang terjadi, penulis tertarik untuk menulis dan membagikan beberapa informasi terkait dua tipe diabetes mellitus dalam artikel ini.
selamat membaca!  

Diabetes Tipe1

Diabetes Tipe 1 adalah penyakit autoimmune yang menyebabkan fungsi pancreatic β-cell terganggu sehingga produksi insulin berkurang dengan akibat kadar gula darah menjadi tinggi dan sulit untuk diturunkan. Pancreatic β-cell merupakan pabrik di dalam tubuh yang memproduksi insulin, hormon yang berperan dalam menjaga kadar gula darah. Diabetes tipe ini dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi umumnya gejala sudah terlihat sejak balita hingga dewasa muda5.

Faktor Risiko

Sampai saat ini, masih belum diketahui secara pasti hal yang dapat menyebabkan munculnya penyakit ini. Beberapa hal yang diketahui dan diduga sebagai hal yang dapat meningkatkan faktor risiko adalah:

Makanan Mengandung Gluten

Gluten adalah kelompok protein yang dapat ditemukan pada gandum. Sebuah studi menemukan pemberian makanan mengandun gluten pada bayi usia dibawah 4 bulan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 16.

Epigenetik

Beberapa studi menemukan perbedaan tingkat metilasi karena modifikasi epigenetik metilasi/demetilasi DNA pada beberapa gen seperti insulin (ISN) dan human leukocyte antigen (HLA) berkaitan erat dengan diabetes tipe 16,7.

Infeksi

Sistem imun tubuh yang terganggu dapat menyebabkan penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi8.  Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Thomsen et al, penderita diabetes tipe 1 dibawah usia 40 tahun diketahui 2x lebih rentan mengalami infeksi bakteri enterobacterial, pneumococcal dan streptococcal 9-11

Psychological Stress

Psychological stress dapat diartikan sebagai perasaan tertekan yang dapat menyebabkan penyakit mental ketika stresor yang diterima melebihi kapasitas individu tersebut. Tubuh akan memproduksi hormon seperti adrenaline dan cortisol ketika dalam kondisi tertekan. Peningkatan produksi kedua hormon ini dapat memicu resistensi insulin sehingga fungsi pancreatic β-cells (β-cells stress) dapat terganggu jika berlangsung lama. Selain itu, peningkatan hormon cortisol juga dapat menurunkan respon imun tubuh sehingga dapat dengan mudah terinfeksi oleh bakteri dan virus12,13

Pencegahan dan Penanganan

Pencegahan penyakit diabetes tipe 1 dibagi menjadi dua kategori yaitu pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer diberikan bagi anak anak yang diketahui rentan secara genetik dan belum menunjukkan gejala autoimmune. Penanganan ini umumnya dilakukan dengan mengatur pola makan seperti pola makan bebas gluten untuk bayi usia 6 bulan dan supplementasi vitamin D. Pencegahan sekunder diberikan bagi individu yang sudah menunjukkan gejala autoimmun dan sulit untuk diatasi. Beberapa penanganan yang dapat diberikan adalah immunomodulation (Terapi untuk melakukan modifikasi terhadap respon imun), antigen-specific therapy & terapi insulin.  Penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi aktivitas modifikasi epigenetik (epi-drugs) seperti metformin, trichostatin A dan resveratrol dapat juga digunakan untuk menangani penderita diabetes tipe 16,14.

Diabetes Tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah penyakit metabolisme yang terjadi karena tubuh tidak sensitif terhadap insulin. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi insulin dan terganggunya fungsi β-cells yang berujung pada hyperglycaemia (kadar gula darah tinggi)15. Penyakit yang kemungkinan besar dijumpai pada orang dewasa (>50 tahun) sekarang dapat dijumpai pada individu usia dewasa muda (18-30 Tahun) karena perubahan gaya hidup dan pertumbuhan ekonomi.

Faktor Risiko

Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat terjadi karena akumulasi berbagai faktor risiko (multifaktorial). Beberapa hal yang diketahui dapat meningkatkan faktor risiko antara lain16

Pola Makan

Pola makan yang jarang menyertakan buah dan sayur dapat meningkatkan faktor risiko sebanyak 44% hingga 3 kali lipat. Pola makan ini merupakan salah satu pengaruh dari westernization. Selain itu, konsumsi makanan dan minuman mengandung gula diketahui juga berdampak pada peningkatan faktor risiko. 

Waktu beraktivitas

Individu yang jarang beraktivitas (duduk/menonton TV/tidak bergerak) dapat terkena penyakit ini sebanyak 2 kali lipat. Dalam salah satu studi, individu yang sering menonton televisi dalam rentang waktu 3 tahun mengalami peningkatan risiko sebesar 3.4% per jam.

Kualitas Tidur

Seseorang dengan waktu tidur kurang dari 7-8 jam dapat memiliki peningkatan faktor risiko sebanyak 9% untuk tiap jam-nya.

Riwayat Keluarga

Individu dengan riwayat keluarga/saudara dengan diabetes 3 kali lebih mudah terkena diabetes. Selain itu, interaksi epigenetik juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini.

Pencegahan dan Penanganan

Pencegahan utama yang dapat dilakukan adalah menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga yang teratur dan memiliki pola makan sehat. Walaupun demikian, dalam beberapa kasus penyakit ini tetap dapat terjadi dan bertambah parah.  Penggunaan obat-obatan seperti metformin merupakan langkah awal yang dapat digunakan untuk menangani penyakit ini17. Metformin merupakan obat yang digunakan untuk menghambat gluconeogenesis, proses produksi glukosa dari sumber non-karbohidrat (asam lemak & asam amino).

Kesimpulan

Penyakit diabetes merupakan penyakit metabolisme yang saat ini umum terjadi dan disebabkan oleh akumulasi berbagai faktor seperti faktor genetik, epigenetik, kurangnya waktu beraktivitas, pola makan tidak sehat, dll. Penelitian terkait penanganan penyakit diabetes, baik tipe 1 dan tipe 2 masih menjadi penelitian yang menarik dan sangat dibutuhkan oleh dunia. Akhir kata, upaya promotif dan preventif perlu disosialisasikan dengan menerapkan pola hidup sehat

Daftar Pustaka

  1. World Health Organization. (2016). Global Report on Diabetes. World Health Organization.
  2. Saeedi, P., Petersohn, I., Salpea, P., Malanda, B., Karuranga, S., Unwin, N., … & Shaw, J. E. (2019). Global and regional diabetes prevalence estimates for 2019 and projections for 2030 and 2045: Results from the International Diabetes Federation Diabetes Atlas. Diabetes research and clinical practice, 157, 107843.
  3. Mihardja, L., Soetrisno, U., & Soegondo, S. (2014). Prevalence and clinical profile of diabetes mellitus in productive aged urban Indonesians. Journal of diabetes investigation, 5(5), 507-512.
  4. International Diabetes Foundation. Diabetes Complications. Link: https://www.idf.org/aboutdiabetes/complications.html
  5. International Diabetes Foundation. Type 1 Diabetes. Link: https://www.idf.org/aboutdiabetes/type-1-diabetes.html
  6. Esposito, S., Toni, G., Tascini, G., Santi, E., Berioli, M. G., & Principi, N. (2019). Environmental factors associated with type 1 diabetes. Frontiers in endocrinology, 10, 592.
  7. Wang, Z., Xie, Z., Lu, Q., Chang, C., & Zhou, Z. (2017). Beyond genetics: what causes type 1 diabetes. Clinical reviews in allergy & immunology, 52(2), 273-286.
  8. Casqueiro, J., Casqueiro, J., & Alves, C. (2012). Infections in patients with diabetes mellitus: A review of pathogenesis. Indian journal of endocrinology and metabolism, 16(Suppl1), S27.
  9. Thomsen, R. W., Hundborg, H. H., Lervang, H. H., Johnsen, S. P., Schønheyder, H. C., & Sørensen, H. T. (2004). Risk of community-acquired pneumococcal bacteremia in patients with diabetes: a population-based case-control study. Diabetes Care, 27(5), 1143-1147.
  10. Thomsen, R. W., Hundborg, H. H., Lervang, H. H., Johnsen, S. P., Schønheyder, H. C., & Sørensen, H. T. (2005). Diabetes mellitus as a risk and prognostic factor for community-acquired bacteremia due to enterobacteria: a 10-year, population-based study among adults. Clinical infectious diseases, 40(4), 628-631.
  11. Thomsen, R. W., Riis, A. H., Kjeldsen, S., & Schønheyder, H. C. (2011). Impact of diabetes and poor glycaemic control on risk of bacteraemia with haemolytic streptococci groups A, B, and G. Journal of Infection, 63(1), 8-16.
  12. Sepa, A., & Ludvigsson, J. (2006). Psychological stress and the risk of diabetes-related autoimmunity: a review article. Neuroimmunomodulation, 13(5-6), 301-308.
  13. McLeod, S. (2010). Stress, Illness and the Immune System. Accessed from https://www.simplypsychology.org/stress-immune.html
  14. Rewers, M., & Ludvigsson, J. (2016). Environmental risk factors for type 1 diabetes. The Lancet, 387(10035), 2340-2348.
  15. Olokoba, A. B., Obateru, O. A., & Olokoba, L. B. (2012). Type 2 diabetes mellitus: a review of current trends. Oman medical journal, 27(4), 269.
  16. Kolb, H., & Martin, S. (2017). Environmental/lifestyle factors in the pathogenesis and prevention of type 2 diabetes. BMC medicine, 15(1), 131.
  17. Marín-Peñalver, J. J., Martín-Timón, I., Sevillano-Collantes, C., & del Cañizo-Gómez, F. J. (2016). Update on the treatment of type 2 diabetes mellitus. World journal of diabetes, 7(17), 354.